Ia berhasil menggaet lebih dari 100 perempuan dan menjadi ayah bagi sekitar 200 anak pada tahun 1990an.
Cucu Akuku bernama Nickson Mwanco membuat halaman penghargaan di situs Facebook. Ia ingin mengumpulkan anak, cucu, cicit serta saudara Akuku di acara penguburan pada Desember nanti.
Saat ini, lebih dari 2 ribu fans berada di halaman itu, meskipun tidak semuanya memiliki hubungan persaudaraan.
Akuku pertama kali menikah pada 1939 dan menjadi poligami di usia 22 tahun.
Pernikahan terakhir berlangsung di 1992 di mana ia telah memiliki banyak anak. Bahkan, Akuku membuat dua sekolah serta gereja bagi anak-anaknya.
Saat ini, sekolah tersebut masih berdiri. Di satu sekolah, 72 dari 312 murid adalah cucu Akuku. Banyak dari anak pria berkulit hitam itu tumbuh menjadi guru, dokter dan pengacara.
Dr Tom Akuku, anak lelaki Akuku, mengatakan bahwa ayahnya sangat disiplin dan pekerja keras.
“Ia sangat demokratis. Dia mengatur keluarga yang sangat besar ini dalam dialog dan pertemuan rutin di mana kami bisa berbicara bebas dan terhubung satu dengan yang lain.”
Bagi penduduk Kenya, Akuku menjadi simbol bagi kekuasan pria dalam lingkup tradisonal, serta contoh betapa sederhananya hubungan gender di masa lalu.
Dibandingkan masa kehidupan Akuku, perbedaan gender di Kenya telah berubah. Sistem pernikahan masih tampak ideal, namun perempuan di negara tersebut tidak lagi fokus ke lingkungan rumah tangga.
Banyak perempuan yang berada di posisi lebih tinggi di lingkungan kerja. Keluarga Kenya juga memiliki anak yang cenderung lebih sedikit, bahkan di pedesaan, dibandingkan masa lalu.
Cucu Akuku bernama Nickson Mwanco membuat halaman penghargaan di situs Facebook. Ia ingin mengumpulkan anak, cucu, cicit serta saudara Akuku di acara penguburan pada Desember nanti.
Saat ini, lebih dari 2 ribu fans berada di halaman itu, meskipun tidak semuanya memiliki hubungan persaudaraan.
Akuku pertama kali menikah pada 1939 dan menjadi poligami di usia 22 tahun.
Pernikahan terakhir berlangsung di 1992 di mana ia telah memiliki banyak anak. Bahkan, Akuku membuat dua sekolah serta gereja bagi anak-anaknya.
Saat ini, sekolah tersebut masih berdiri. Di satu sekolah, 72 dari 312 murid adalah cucu Akuku. Banyak dari anak pria berkulit hitam itu tumbuh menjadi guru, dokter dan pengacara.
Dr Tom Akuku, anak lelaki Akuku, mengatakan bahwa ayahnya sangat disiplin dan pekerja keras.
“Ia sangat demokratis. Dia mengatur keluarga yang sangat besar ini dalam dialog dan pertemuan rutin di mana kami bisa berbicara bebas dan terhubung satu dengan yang lain.”
Bagi penduduk Kenya, Akuku menjadi simbol bagi kekuasan pria dalam lingkup tradisonal, serta contoh betapa sederhananya hubungan gender di masa lalu.
Dibandingkan masa kehidupan Akuku, perbedaan gender di Kenya telah berubah. Sistem pernikahan masih tampak ideal, namun perempuan di negara tersebut tidak lagi fokus ke lingkungan rumah tangga.
Banyak perempuan yang berada di posisi lebih tinggi di lingkungan kerja. Keluarga Kenya juga memiliki anak yang cenderung lebih sedikit, bahkan di pedesaan, dibandingkan masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar